Minggu, 26 Februari 2017

Sebuah Kesabaran Untuk Menunggu

 Sebuah Kesabaran Untuk Menunggu

 

Manusia sekarang lebih suka mengharapkan hasil yang instan dan cepat ketimbang sedikit bersabar untuk sesuatu yang lebih baik. Seringkali kita terlalu tergesa-gesa mengambil sebuah keputusan untuk berhenti padahal tinggal selangkah lagi menuju gerbang keberhasilan. Inilah kesalahan yang kemudian disesali hanya karena tidak mau lebih bersabar untuk menunggu hasil dari sebuah perjuangan.

Hidup di dunia bagaikan berada di sebuah ruang tunggu di mana kita menunggu dengan atau tanpa kepastian apa yang akan terjadi sedetik kemudian. Memang tidak mudah untuk menaruh lebih banyak kesabaran ketika menunggu sebuah hasil apalagi saat kita merasa telah berbuat yang terbaik dan sesuai kemampuan yang ada. Apalagi ketika melihat semua usaha yang telah ditabur seolah tidak berarti dan penuh ketidakpastian. Tetapi hidup memang begitu adanya dan kita harus menjalani setiap siklus dan proses yang kadang berliku-liku demi sebuah kepastian akan keberhasilan. Sadar tidak sadar sesungguhnya kita sedang dituntun untuk menggali lebih banyak kesabaran dari dalam diri untuk menunggu sembari berusaha yang terbaik demi sebuah harapan yang ingin digapai. Dan tentunya ketika menunggu ada usaha yang dilakukan sehingga bukan cuma menunggu rezeki nomplok tanpa melakukan apa-apa.

 

 Hasil gambar untuk hasil dari sebuah kesabaran

Padahal tinggal selangkah lagi harapan akan menjadi kenyataan, tetapi semuanya menjadi hancur dan gagal total hanya karena tak mampu mempertahankan kesabaran yang telah dipupuk sebelumnya. Bukankah itu hanya akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari? Andai saja kita tahu bahwa tinggal setapak lagi kita telah mampu mengecap manisnya keberhasilan, lalu mengapa tidak berusaha bersabar sedikit lagi? Bukankah kesabaran yang telah dipupuk sebelumnya akan menjadi sia-sia ketika kita membuangnya begitu saja hanya lantaran kita tak mampu bersabar sedikit lagi?

Sebuah kesabaran untuk menunggu menjadi layak ketika kita benar-benar mempertahankan kesabaran meski sudah melewati batas kesabaran yang ada. Sebuah kesabaran untuk menunggu menjadi pantas ketika kita melakukannya di dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan kita bahkan tak mampu menerawang lebih jauh lagi tingkat keberhasilan yang bisa digapai. Sebuah kesabaran yang konsisten jelas akan mendatangkan hasil yang indah. Rasanya tak ada harga yang lebih pantas untuk sebuah kesabaran yang mampu dipertahankan selain kemuliaan dan kegemilangan. Belajarlah untuk bersabar, maka kebahagiaan akan dapat digapai.

Sejarah Hizbut Wathan

HIZBUL WATHAN


    Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Ortom Muhammadiyah lainnya adalah: 'Aisyiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah (PM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

     

    HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M) atas prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Prakarsa itu timbul saat dia selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan Pandu di alun-alun Mangkunegaran. Gerakan ini kemudian meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan SK Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya'ban 1420 H (18 November 1999 M) dan dipertegas dengan SK Nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003)

     

    HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa.

     

     Hasil gambar untuk sejarah hizbul wathan

    Sifat, Identitas dan ciri khas HW

     

    Sifat HW

     

    HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan keluarga dan sekolah

     

    • bersifat nasional, artinya ruang lingkup usaha HW meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

       

    • bersifat terbuka, artinya keanggotaan HW terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan gender, usia, profesi, atau latar belakang pendidikan. Penggolongan keanggotaan HW menurut usia hanyalah untuk membedakan status sebagai peserta didik atau anggota dewasa (pembina)

       

    • bersifat sukarela, artinya dasar seseorang menjadi anggota HW adalah suka dan rela, tanpa paksaan atau tekanan orang lain.

       

    • tidak berorientasi pada partai politik, artinya secara organisatoris HW tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik dan HW tidak melakukan aktivitas politik praktis. Induk organisasi HW adalah Persyarikatan Muhammadiyah.

       

    Identitas HW

     

    1. HW adalah kepanduan islami, artinya pendidikan kepanduan yang dilakukan oleh HW adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.

       

    2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan

       

    Ciri Khas HW

     

    1. Ciri khas HW adalah Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan, yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Pelaksanaannya disesuaikan kepentingan, kebutuhan, situasi, kondisi masyarakat, serta kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah.

       

    2. Prinsip Dasar Kepanduan adalah 

       

      1. pengamalan akidah Islamiyah;

         

      2. pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;

         

      3. pengamalan kode kehormatan pandu.

         

    3. Metode Kepanduan 

       

      1. pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;

         

      2. kegiatan dilakukan di alam terbuka;

         

      3. pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang;

         

      4. penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;

         

      5. sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.

         

    Janji Pandu Athfal

     

    “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”

     

    Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :

     

    Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Tuhan

     

    Dua, selalu menurut Undang-undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan

     

    UNDANG-UNDANG PANDU HW :

     

    1. Pandu Hizbul Wathan itu dapat dipercaya

     

    2. Pandu Hizbul Wathan itu setia dan teguh hati

     

    3. Pandu Hizbul Wathan itu siap menolong dan wajib berjasa

     

    4. Pandu Hizbul Wathan itu cinta perdamaian dan persaudaraan

     

    5. Pandu Hizbul Wathan itu sopan santun dan perwira

     

    6. Pandu Hizbul Wathan itu menyayangi semua makhluk

     

    7. Pandu Hizbul Wathan itu siap melaksanakan perintah tanpa membantah

     

    8. Pandu Hizbul Wathan itu sabar dan pemaaf

     

    9. Pandu Hizbul Wathan itu teliti dan hemat

     

    10. Pandu Hizbul Wathan itu suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.

     

    JANJI PANDU HIZBUL WATHAN :

     

    Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :

     

    1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah Air.

     

    2. Menolong siapa saja semampu saya.

     

    3. Setia menepati Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan

     

    Rujukan

     

  • -, - (Maret 2007). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Cetakan Pertama ed.). Yogyakarta: Kwartir Pusat Hizbul Wathan bekerja sama dengan Suara Muhammadiyah. ISBN 979-3708-35-2.

     

  • -, - (1961). Kenang-kenangan Hizbul Wathan. Yogyakarta: Kwartir Pusat Hizbul Wathan.